</>Website

AI Membuat Kita Malas Berfikir (?)

Cak Adib February 3, 2025 AI 137

Website ini dibuat dengan bantuan AI. Penulis yang tak begitu faham dengan bahasa pemrograman PHP dan alur kerja sebuah website, kini sedikit memahami. AI membuat semua menjadi mungkin.

Awalnya penulis iseng menulis sebaris promt pada Chat GPT: "buatkan website sederhana, one-page!" Keluarlah kode html sederhana beserta CSS-nya. Karena tak ada kesibukan selama di rumah, selain menemani anak dan istri, penulis kebablasan bertanya ini-itu. Sampai-sampai sudah terkumpul beberapa lembar kode yang siap diedit dan implementasikan.

Ya, begitulah cerita singkatnya. Tetapi bukan itu poin inti tulisan ini. Penulis ingin menunjukkan masih ada sisi-sisi positif yang membantu produktivitas, dan bahkan pengembangan intelektualitas, di samping sisi pesimistis yang ditimbulkan oleh AI.

AI Membuat Malas Berfikir (?)

Salah satu efek negatif AI adalah membuat malas berfikir, lebih tepatnya kemalasan dalam menganalisis suatu persoalan. Ini dikarenakan AI mempermudah menemukan suatu jawaban.

Berbeda dengan zaman dulu yang harus browsing, memilah satu artikel dari puluhan artikel yang terpampang di halaman 1-3 mesin pencari, dan setelah menemukan artikel yang sesuai, masih harus dibaca dari awal, dari latar belakang, baru sampai pada persoalan inti. Tetapi sekarang tidak, dengan AI apapun persoalannya, langsung dijawab secara to the point.

Efisien dan ekonomis, begitulah bentuk inovasi AI. Efisiensi ini membuat kita cepat dalam mendapatkan jawaban yang sesuai. Bahkan AI bisa memahami konteks dan perbedaan bahasa. Dulu mesin pencari mengandalkan judul dan tags dalam menampilkan pilihan artikel di halaman pencarian, kesamaan kata di tulisan artikel dan di kolom pencarian, sekarang tidak lagi (meskipun judul dan tags masih penting). AI mampu memahami konteks, meskipun istilah yang kita gunakan dalam promt berbeda.

Karena cara kerjanya yang to the point dan tak memperlukan bahasa yang presisi, kita dengan semena-mena menggunakan AI, dan meyakini jawabannya. Tanpa memperdulikan kesehatan pikiran kita. Ada masalah, tanya AI. Tidak ada ruang refleksi.

Sebenarnya ini sama saja dengan banjir informasi yang sempat menjadi isu hangat beberapa waktu lalu, ketika perubahan signifikan di dunia internet tentang mudahnya publikasi informasi. Kesamaannya adalah tidak ada lagi ruang refleksi dan berfikir. Belum sempat merefleksikan pengetahuan, sudah membaca lagi informasi baru.

Intinya di sini adalah ruang refleksi. Jika kita menyisihkan sedikit saja ruang untuk refleksi, sebenarnya perkembangan teknologi ini tidak buruk, malah sebaliknya, penuh dengan hal positif. Kita bisa belajar dan mengembangkan diri secara lebih efisien.

Mengembangkan Diri Secara Tak Terbatas

AI membuat cara belajar menjadi lebih efisien. Bayangkan ketika kita ingin mempelajari suatu konsep filosofis, katakanlah kosmologi, tinggal mengetikkan promt tentang itu, jawaban sudah muncul. Setelah mempelajari hasil dari AI, tinggal bertanya lagi suatu hal yang masih mengganjal. Di sini kita bisa mempelajari materi kosmologi - mulai dari sejarah lahir, tokoh-tokoh, kritikus, sampai efeknya, dalam waktu semalam. 

Dan contoh lain adalah website ini. Website ini dibuat dengan bantuan AI. Penulis bertanya pada AI dalam waktu semalam, kemudian implementasi memerlukan waktu beberapa jam, beserta fix error.

Dalam membuat website ini, penulis belajar banyak mulai dari penggunakan kode PHP, implementasi database, cara memanggil database, dan lainnya. Sehingga penulis memahami konsep dasar tentang bagaimana suatu teknologi berbasis website itu bekerja. Dan pengetahuan dasar ini bisa diimplementasikan ke banyak bidang. Dan bahkan tidak menutup kemungkinan membuka lapangan pekerjaan.

Tentu AI tidak sempurna, ia memiliki kelemahan besar. Jika inputnya (materi ujicoba, pelatihan, sumber pengetahuan) salah, maka jawabannya salah. Maka dari itu, kita tidak bisa percaya 100% pada AI. Di sinilah pentingnya memberikan ruang refleksi setelah 'bercengkrama' dengan AI. Ruang refleksi akan tetap menjaga pikiran untuk berfikir kritis, memeriksa ulang jawaban, memeriksa ambiguitas jawaban, dan lainnya. 

Share